YOGYAKARTA, LENSA- Hingga Rabu (4/2) yang merupakan hari kelima Pasar Malam Sekaten di Alun-alun Utara Yogyakarta,hujan tak henti-hentinya mengguyur pasar malam. Pasar malam yang diadakan untuk memeringati maulid Nabi Muhammad SAW ini berakibat pada menurunnya pendapatan pedagang dibandingkan tahun lalu.
Penurunan pendapatan yang cukup drastis ini dikeluhkan oleh banyak pedagang dan pemilik wahana bermain yang ada di pasar malam Sekaten. Mereka yang tahun-tahun sebelumnya mampu meraup keuntungan lebih dari 300 ribu rupiah dalam semalam,, kini merosot sekali.. Bahkan dalam semalam, ada pedagang yang tidak mendapatkan pembeli sama sekali.
Keadaan ini dibenarkan oleh pedagang pakaian anak Zulkarnaen (25) di stand penjualannya. Dia mengaku pendapatannya benar-benar berbeda dari tahun lalu. Hampir tidak ada turis asing yang datang. Jumlah pengunjung lokal pun dalam semalam dapat dihitung dengan jari. Mereka juga hanya sekedar melihat-lihat.
Keadaan ini terutama diakibatkan oleh musim hujan yang hampir tiap malam mengguyur kota Yogyakarta. Pasar malam yang beralaskan tanah tanpa atap yang menaunginya, membuat tanah menjadi becek, penuh genangan air, dan tidak ada tempat berteduh bagi pengunjung.
Hal ini dibenarkan oleh Michael (35) seorang petugas menara jaga di Sekaten. Dia mengatakan minimnya tempat berteduh dan kondisi tanah yang becek menjadi faktor penyebab menurunnya jumlah pengunjung tahun ini. Seorang pengunjung, Vita (18), merasakan Pasar Malam Sekaten tahun ini memang kurang nyaman karena faktor cuaca yang tidak menentu. Dia berharap panitia dapat lebih meningkatkan kenyamanan para pengunjung, salah satunya, dengan menyediakan tenda sebagai tempat berteduh apabila sewaktu-waktu terjadi hujan.
Para pedagang berharap keadaan ini tidak akan berlangsung lama, karena diperkirakan intensitas curah hujan maret nanti tidak sebanyak bulan ini. Menurut pengalaman mereka, jumlah pengunjung biasanya akan mencapai puncak ketika menjelang penutupan Pasar Malam Sekaten akhir maret nanti. (MTH)
Penurunan pendapatan yang cukup drastis ini dikeluhkan oleh banyak pedagang dan pemilik wahana bermain yang ada di pasar malam Sekaten. Mereka yang tahun-tahun sebelumnya mampu meraup keuntungan lebih dari 300 ribu rupiah dalam semalam,, kini merosot sekali.. Bahkan dalam semalam, ada pedagang yang tidak mendapatkan pembeli sama sekali.
Keadaan ini dibenarkan oleh pedagang pakaian anak Zulkarnaen (25) di stand penjualannya. Dia mengaku pendapatannya benar-benar berbeda dari tahun lalu. Hampir tidak ada turis asing yang datang. Jumlah pengunjung lokal pun dalam semalam dapat dihitung dengan jari. Mereka juga hanya sekedar melihat-lihat.
Keadaan ini terutama diakibatkan oleh musim hujan yang hampir tiap malam mengguyur kota Yogyakarta. Pasar malam yang beralaskan tanah tanpa atap yang menaunginya, membuat tanah menjadi becek, penuh genangan air, dan tidak ada tempat berteduh bagi pengunjung.
Hal ini dibenarkan oleh Michael (35) seorang petugas menara jaga di Sekaten. Dia mengatakan minimnya tempat berteduh dan kondisi tanah yang becek menjadi faktor penyebab menurunnya jumlah pengunjung tahun ini. Seorang pengunjung, Vita (18), merasakan Pasar Malam Sekaten tahun ini memang kurang nyaman karena faktor cuaca yang tidak menentu. Dia berharap panitia dapat lebih meningkatkan kenyamanan para pengunjung, salah satunya, dengan menyediakan tenda sebagai tempat berteduh apabila sewaktu-waktu terjadi hujan.
Para pedagang berharap keadaan ini tidak akan berlangsung lama, karena diperkirakan intensitas curah hujan maret nanti tidak sebanyak bulan ini. Menurut pengalaman mereka, jumlah pengunjung biasanya akan mencapai puncak ketika menjelang penutupan Pasar Malam Sekaten akhir maret nanti. (MTH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar