Selasa, 17 Februari 2009

Antara Senyuman dan Masker (SPBU Pertamina Pasti Pas)

YOGYAKARTA, LENSA- Pertamina berusaha meningkatkan ku­ali­tas nya de­ngan pro­gram Perta­mina Pasti Pas! Dari pro­gram terse­but, Perta­mina mengharapkan ter­jadinya peningkatan dari segi kualitas dan pe­la­yanan. Namun, belakang­an ini, muncul kon­­tro­versi terha­dap pro­gram yang di­ra­sa belum pas dalam men­­jamin kesehat­an kerja.

Hal ini terbukti dengan larangan peng­guna­an mas­­­­ker ba­gi pe­­gawai SPBU. Adanya larangan ini dibenarkan salah satu manajer SPBU di Yog­yakarta. “Sejauh ini Per­tamina memang tidak menyaran­kan pemakaian masker oleh pegawai SPBU”. Ia me­ngata­kan, per­soalan pemakaian mas­­­ker su­dah lama men­jadi per­soalan yang dile­ma­­tis. Di satu sisi, pihak SPBU ingin menun­jukkan sen­yum­an dan sa­pa­an kepada kon­sumen sebagai bukti ke­ramahan pelayan­an me­re­ka. Di sisi lain, pihaknya ju­­ga ingin men­jaga ke­sehatan pega­wai.

Pada akhirnya, Perta­mi­na membuat kebijakan ­tetap mementing­kan sa­paan dan senyuman setiap kali bertran­saksi, seba­gaimana yang tergambar pada iklan ”Perta­mi­na Pasti Pas!”.

Masalah ke­se­ha­t­an pe­gawai yang terancam oleh emisi ken­daraan bermotor dan gas pada bensin dan solar, masing-masing SPBU ber­ke­wa­ji­ban men­ye­dia­­kan fa­silitas kesehat­an seperti cek kesehat­an,, mul­­tivitamin tam­bah­an, dan makanan ber­nu­trisi.

Pemilik SPBU yang ber­­lokasi di perbatasan kota ini menegaskan, ke­bi­jak­an Perta­mina mem­bawa konsekuensi tersen­di­ri karena uang keseha­tan ditanggung oleh SPBU masing­-masing. Dengan kata lain, anggaran ini ter­sedia dengan memo­tong gaji karyawan.

Dr. Nurul Hidayat , analis kimia lingkungan mengungkapkan di Fa­kul­tas Kimia Universi­tas Gadjah Mada. Ia me­ngingatkan ba­ha­ya emisi kendaraan bermotor jika terserap oleh tubuh. Ia setuju jika pegawai SPBU mengguna­kan mas­ker ka­re­na efek da­ri kenda­raan bermotor tidak bisa di­sem­buhkan hanya de­ngan multivita­min dan makan­an bernu­trisi. (IK)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar