
YOGYAKARTA, LENSA - Sejumlah pemuda yang tergabung dalam Front Perjuangan Pemuda Indonesia (FPPI), Kamis (05/02) pukul 12.00 melakukan unjuk rasa di bundaran Universitas Gadjah Mada sebagai bentuk solidaritas mereka terhadap warga yang bentrok dengan aparat keamanan di Pati beberapa waktu yang lalu, insiden tersebut berujung penahanan sembilan orang warga Kedumulyo, Sukolilo, Pati Jawa Tengah.
Aksi unjuk rasa ini sempat memicu kemacetan lalu lintas di sepanjang Jl. Cik Di Tiro, karena berlangsung tanpa pengawalan polisi. Aksi FPPI ini dipicu oleh insiden yang terjadi pada tanggal 22 Januari 2009 akibat penolakan warga terhadap kunjungan tim Semen Gresik. Warga yang menolak karena kecewa oleh pengambilan keputusan sepihak yang dilakukan oleh Lurah Kedumulyo yang meminta sertifikat tanah warga sebagai bukti kesediaan warga untuk menjual tanah kepada pihak PT. Semen Gresik.
Dalam orasinya, FPPI menilai pembangunan pabrik Semen Gresik di kelurahan Sukolilo ini dikhawatirkan mempengaruhi keseimbangan alam khususnya pasokan air untuk wilayah Pati. Selain itu FPPI menganggap petani dapat kehilangan mata pencaharian mereka karena lahannya akan dikeruk habis oleh PT Semen Gresik, dijadikan bahan baku pembuatan semen.
Dalam aksi tersebut, koordinator lapangan FPPI Sigit Karyadi menuntut pimpinan PT.Semen Gresik dan aparat keamanan untuk membebaskan kesembilan orang yang masih ditahan di dalam ruang tahanan Polda Jateng. FPPI menolak keras segala bentuk kekerasan yang dilakukan oleh aparat dan menghimbau rakyat untuk menggalang solidaritas untuk warga Kedumulyo. Aksi unjuk rasa ini berakhir pukul 13.00, ketika para demonstran mulai beranjak meninggalkan Bundaran Universitas Gadjah Mada. (MTH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar